Mengenal, menggali serta melestarikan budaya kita sebagai masyarakat Banjar bisa dilakukan dengan mempelajari, menjaga dan menerapkan sastra lisan atau tradisi lisan yang kita miliki.
Karena tradisi lisan (sastra daerah) kita masyarakat Banjar bagian dari budaya Banjar, dimana tradisi lisan tersebut bukan hanya menjadi sinopsis budaya urang Banjar saat ini, namun juga bagian warisan generasi terdahulu, maka pada inti tradisi lisan itu masih menunjukkan keaslian dan kekhasannya.
Kalaupun ada perubahan pada tradisi lisan yang mengandalkan bahasa sebagai sarana, maka tak mengurangi keberadaan tradisi lisan tersebut. Dari sinilah muncul istilah pelestarian tradisi lisan sebagai khazanah budaya masa lalu atau yang disebut tradisi lisan atau kebudayaan lisan.
Selain itu, tradisi lisan (oral tradition) kita urang Banjar, juga mencakup segala hal yang berhubungan dengan sastra, bahasa, sejarah, biografi, dan berbagai pengetahuan serta jenis kesenian lain yang disampaikan dari mulut ke mulut.
Jadi, tradisi lisan tidak hanya mencakup cerita rakyat, teka-teki, peribahasa, nyanyian rakyat, mitologi, dan legenda sebagaimana umumnya diduga orang, tetapi juga berkaitan dengan sistem kognitif kebudayaan, seperti: sejarah, hukum, dan pengobatan.
Disisi lain, kita masyarakat Banjar menggunakan tradisi lisan seperti, peribahasa, pantun, syair dan lainnya dijadikan media untuk mengekspresikan atau merepresentasikan konstruksi realitas nilai budaya kita.
Melalui peribahasa atau Papadah misalnya, generasi tua menjadikannya sarana komunikasi kepada generasi yang lebih muda untuk menyampaikan ajaran, informasi, nasihat, dan kearifan lokal lainnya.
Selain itu, peribahasa Banjar juga menampilkan gagasan, pandangan, pikiran, dan renungan kita sebagai suku bangsa. Peribahasa Banjar mengemban fungsi sebagai lambang identitas budaya etnis Banjar yang diciptakan sebagai bagian dari kegiatan kolektif masyarakat Banjar.
Secara garis besar, nilai budaya Banjar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan Tuhan, nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan sesama manusia, nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, dan nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan alam.
Keempat nilai Budaya banjar ini dapat terlihat dalam peribahasa atau istilah bahasa Banjar yang kita kenal luas selama ini seperti, dalam hubungan manusia dengan Tuhan meliputi ikhlas dan syukur dengan konsep nilai “berelaan” Manusia dengan alam, nilai konsep “bisa-bisa maandak awak” untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan manusia meliputi nilai musyawarah, persaudaraan, gotong royong atau tolong menolong, penyesuaian diri, dengan konsep nilai “bubuhan, bedingsanakan, betutulungan, dan bakalah bamanang”. Manusia dengan diri sendiri, meliputi kerja keras, disiplin, koreksi diri, mengikuti perkembangan jaman, percaya pada diri sendiri, dan bertanggung jawab dengan konsep nilai ”gawi manuntung,dalas balangsar dada” (medsos @habarbudaya)
I don’t even know how I ended up here, but I thought this post
was great. I do not know who you are but certainly you’re going to a famous blogger if you aren’t already 😉 Cheers!
Having read your blog, you obviously know what you are talking about. I’m sure visiting my page FQ6 about Thai-Massage will be worth your time!