Aditya Hariyadi : Berbisnis itu Sunnah dan Bisa Bermafaat

Bagikan Artikel
Aditya Hariyadi owner sekaligus pengelola kedai kopi tanda petik

Memilih aktivitas yang bisa menghasilkan sesuatu seakan sudah tertanam sejak dini didalam dirinya, maka acapkali dalam menjalani aktivitasnya sehari-sehari, Aditya Hariyadi selalu menyelipkan suatu usaha yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Kebiasaan ini buka tanpa sebab, menurut pria Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan ini, jika orang tuanyalah yang sangat memberikan support untuk tiap kegiatan usaha-usaha yang dijalankan tersebut.

Dikisahkan pertama ia membuka usaha yang menghasilkan uang, adalah menyediakan rental PS, waktu itu ia masih bersekolah tingkat SD.

“Karena didukung orang tua, sayan jadi ketagihan melakukan usaha-usaha kecil yang bisa mendatangkan keuntungan. Saat SMP sempat berbisnis berjualan pulsa, kemudian waktu SMK  juga sempat berjualan tas secara online. Itu semua selalu di support oleh orang tua,’’ ujar pria berumur 23 tahun ini.

Kegiatan-kegiatan usaha-usaha ini, lanjut Adit begitu dirinya disapa, juga terus terbawa hingga ke bangku kuliah.

Dulu saat awal-awal kuliah, menurut Adit, sempat membuka usaha angkringan Bersama teman-temannya dengan cara dikelola dan modalnya secara patungan, namun usaha itu tidak bertahan lama.

“Kemudian memasuki kuliah semester tujuh, saya beranjak ke usaha kedai kopi dan bertahan selama kurang lebih empat atau lima bulan tutup karena ada kendala,” ucapnya sambil tertawa mengingat masa itu.

Dari beberapa usaha yang pernah dia geluti tersebut,  kini Adit, pasca lulus kuliah Kembali membuka membuka usaha kedai kopi dengan nama “tanda petik”

Pria yang pernah menjadi Nanan Galuh Provinsi Kalsel ini mengungkapkan, kalau  kedai kopi tanda petik lahir 21 mei 2022 kemarin, dengan membawa konsep edukasi kopi dan love service. 

Dia secara pribadi menginginkan hendak mengenalkan kedai kopi itu tidak hanya tempat nongkrong aja tapi tempat silaturahmi dan bertukar pikiran.

“Sesuai dengan kisah revolusi Prancis berawal di kedai Kopi,” ujar pria kelahiran 22 juli 1999 itu.

Bukan tidak pernah gagal ia pernah beberapa kali menghadapi kegagalan di dalam berbisnis namun itu tidak menjadi sebuah halangan untuk terus berbisnis.

Ia menjelaskan mengapa dirinya suka bisnis, pertama sunah nabi, kedua menurut buku-buku motivasi yang ia baca kalau ingin cepat kaya dan bermanfaat harus jadi pebisnis. 

“Cuma alasan mendasar dari saya selain hobi, handak bagamatan membuka lapangan pekerjaan gasan orang-orang sekitar dulu, mudahan kaina baisi perusahaan yang ganal dan berisi karyawan banyak,” pungkasnya. (shrn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *