PARINGIN, RB – Institut Teknologi Sapta (ITS) Mandiri yang kampus utamanya berlokasi di Kabupaten Balangan, menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus (PKK) Mahasiswa Baru (MB) selama dua hari kemarin, Sabtu-Minggu (3-4/9).
PKKMB ini berlangsung di dua tempat berbeda, hari pertama dilaksanakan di gedung Kampus 1B di Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, tepatnya seberang kantor Bappeda Balangan, sementara hari kedua di aula Kecamatan Paringin.
Membuka secara langsung sekaligus menyampaikan kuliah umum, Gubernur Kalsel yang diwakili Dr. Ir. Suparno, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Kalsel. Dalam sambutannya di depan ratusan mahasiswa baru, Suparno mengungkapkan, meskipun ITS Mandiri terhitung baru di dunia perguruan tinggi, dengan SK izin pendirian tahun 2022 ini, namun keberadaannya memiliki potensi daya saing yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lokal lainnya.
Diungkapkan Suparno, sumber daya manusia yang unggul adalah kunci kemajuan suatu bangsa dan daerah. Kualitas SDM, kata dia, akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan partisipasi dalam dunia kerja. Penguatan SDM mutlak harus dilakukan untuk memenangkan persaingan. “Dalam hal ini, saya yakin ITS Mandiri mampu mengambil peran untuk mencetak generasi-generasi unggulan, khususnya yang memiliki daya saing di bidang teknologi,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, narasumber lain dari Universitas Indonesia juga dihadirkan untuk memotivasi para mahasiswa baru, yaitu Sekretaris Departemen Kesehatan Terapan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia. Dia membawa kabar baik untuk para mahasiswa ITS Mandiri.
“Universitas Indonesia siap kerja sama untuk pertukaran mahasiswa dengan institut teknologi sapta mandiri,” ungkapnya yang disambut riuh tepuk tangan mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Yayasan ITS mandiri, Slametno menuturkan, ada total 413 mahasiswa baru yang mengikuti PKKMB ini. Tidak Cuma berasal dari Kabupaten Balangan, namun juga dari daerah lain seperti Tanah Bumbu, HST, HSU, Tabalong dan lainnya. Dikatakan Slametno, ITS Mandiri didukung 12 tenaga pengajar yang berstatus sebagai asesor kompetensi Badan Nasional sertifikasi profesi, sehingga kualitas dan kompetensi tenaga pengajar tidak perlu diragukan lagi.
“Selain itu, yang menjadi konsentrasi kita adalah kualitas mahasiswa dan keterserapan mahasiswa setelah lulus kuliah di dunia kerja. Untuk penempatan kerja, kita sudah menjalin kerja sama dengan lembaga penempatan tenaga kerja ke Jepang, Australia dan timur tengah,” tukasnya.
Lebih lanjut Slametno mengaku optimis, meskipun berasal dari sebuah lembaga kursus yang kemudian menjadi perguruan tinggi, ITS Mandiri kedepannya bisa menjadi perguruan tinggi papan atas dengan menambah fakultas-fakultas baru, serta mengakuisisi perguruan tinggi di luar Kalimantan Selatan yang sulit berkembang, sehingga ITS Mandiri bisa beroperasional di beberapa wilayah di Indonesia. (rilis)