Cegah Karhutla Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Dilakukan Selama 12 Hari

Bagikan Artikel

Banjarbaru, RB – Kebakaran hutan dan Iahan (karhutla) yang kerap terjadi di wilayah dengan tutupan Iahan gambut yang luas, merupakan salah satu tantangan terbesar dalam menjaga ekosistem gambut. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan teknologi yang kerap dijadikan solusi Pemerintah Indonesia dalam mitigasi karhutla. Bahkan peranan TMC untuk mendukung upaya penanggulangan karhutla telah tertuang dalam Instruksi Presiden No 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan lnovasi Nasional (Lab. TMC- BRIN) atas permintaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sebagai upaya pencegahan karhutla melalui pembasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan TMC di Provinsi Kalimantan Selatan yang telah dimulai pada (7 /7 /2023) direncakanan akan dilaksanakan selama 12 hari kegiatan.

Dalam acara kick-off kegiatan TMC di Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan pada Senin, 10 Juli 2023, Komandan Lanud TNI AU Sjamsudin Noor, Vincentius Endy menjelaskan bahwa TNI AU siap mendukung operasi kegiatan TMC.

“Kami siap mendukung dan membantu kegiatan ini. Kami harap kegiatan yang kita rencanakan dapat berjalan dengan selamat dan sukses,”jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan kegiatan TMC di Kalsel Adi Bayu Rusandi, menjelaskan bahwa kegiatan TMC setiap harinya akan dikendalikan dari Pos Komando (Posko) yang berada di Lanud Sjamsudin Noor, Banjarmasin. Selain tim dari Lab. Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, kegiatan ini juga didukung oleh TNI AU dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dengan mengerahkan armada pesawat CASA 212-200 beserta crew pesawat.

“Kegiatan TMC ini juga mendapat dukungan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sjamsudin Noor, Badan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove (BRGM), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan” jelas Bayu.

Maka sebagai salah satu provinsi dengan tutupan Iahan gambut yang Iuas, mencapai 105.821,80 juta ha, pada musim kering seperti ini Provinsi Kalimantan Selatan akan sangat rentan terhadap potensi karhutla. Maka pada musim kemarau ini perlu dilakukan antisipasi sedini mungkin melalui upaya-upaya pembasahan Iahan seperti melalui pemanfaatan TMC untuk meningkatkan curah hujan. Harapannya, dengan adanya hujan dapat membantu mengisi kolam-kolam penyimpanan air di area lahan gambut sekaligus menjaga tinggi muka air tanah (TMAT) lahan gambut agar kelambapan di lahan gambut dapat terjaga sehingga dapat mengurangi potensi karhutla di Provinsi Kalimantan Selatan. (infopublik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *