Banyak tradisi yang terdapat saat prosesi perkawinan di Masyarakat Banjar. Salah satunya adalah saat baarak pengantin, yakni prosesi menuju sesaat sebelum pasangan pengantin duduk bersanding di pelaminan maupun di panggung atau balai yang telah disediakan.
Secara umum, prosesi baarak ini biasanya diisi dengan tradisi Bausung yaitu, pasangan pengantin diangkat ke bahu dan diarak keliling, serta diiringi alunan musik tradisional.
Namun selain itu, ternyata banyak kreasi tradisi yang juga muncul saat prosesi baarak pengantin ini seperti diiringi tarian hadrah, ditandu maupun diarak mengunakan tandu khusus yang didesain dan dihias sedemikian rupa.
Timbulnya berbagai tradisi unik saat baarak pengantin tersebut, tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat sekitar di wilayah tersebut.
Khusus tradisi Bausung yang menjadi tradisi khas masyarakat Banjar sendiri, diperkirakan sudah ada sejak jaman Kesultanan Banjar.
Kalau di masa lalu pengantin bausung tersebut, hanya untuk kalangan para bangsawan dan kalangan saudagar kaya saja.
Inti dari prosesi pengantin bausung sendiri yakni, untuk menyampaikan pesan bahwa satu pasangan telah resmi menjadi suami-isteri.
Selain itu pasangan pengantin diperlakukan seperti pasangan raja dan ratu.
Bagi sebagian masyarakat yang melaksanakan tradisi bausung ini, tradisi merupakan hal wajib yang digelar secara turun-temurun, dimana jika orangtua atau pendahulu saat kawinan juga diusung maka keturunannya pun harus diusung juga.
Sehingga tradisi ini menjadi tradisi keluarga, maka wajib diteruskan oleh setiap generasinya.
Jika tidak dilakukan maka anggota keluarga yang lamah bulu atau mudah kerasukan, akan dirasuki atau kerasukan saat melangsungkan perkawinan.
Namun sayangnya, kini budaya dan tradisi khas masyarakat Banjar ini terancam punah.