TANJUNG, RB – Sanggar Seni Suluh Banua di Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan, sudah sebelas tahun berkarya serta mencetak puluhan generasi penerus dalam bidang seni tari dan musik, baik yang tradisional klasik, kreasi maupun modern.
Tantangan dalam upaya pelestarian dan menciptakan generasi penerus seni tari dan musik semakin berat diemban sanggar seni yang berdiri sejak tahun 2010 silam, pasalnya tak dapat dipungkiri seiring berkembangnya zaman dan majunya teknologi, para generasi-Z saat ini mulai berkurang meminati bidang tari atau musik tradisional.
Dibalik kesuksesan Sanggar Suluh Banua ini, tidak terlepas dari peran penting sepasang suami istri yang sangat gigih memperjuangkan dan terus berusaha untuk mengembangkan dan melestarikan potensi generasi pelestarian seni baik itu cilik maupun dewasa tersebut, yakni Dedy Rahnoni Selaku pimpinan sanggar dan ibu Irna Iskandar Koordinator sanggar.
“Kami memulai membuka latihan di tahun 2010 dan proses yang panjang di 2013 akhirnya di sahkan,” ujar Irna Iskandar yang kerap disapa Ka Irna ini.
Keberhasilan sanggar Suluh Banua ini, kata Irna, tidak terlepas dari modifikasi yang dilakukan, dimana seni tari dan musik ini dibalut dengan segala jenis sentuhan baik dimulai tari atau musik tradisional, kreasi, dance sport, dan musik dibina sedemikian rupa untuk menarik dan memuaskan dahaga pecinta seni di Kabupaten Tabalong.
“Meski dalam membangun sanggar seni ini lebih banyak pengorbanan yang dilakukan, namun kami menjalaninya penuh dengan semangat dan keikhlasan. Karena bagi kami, ini bukan sekedar hobi tapi adalah sebuah panggilan jiwa,” bebernya.
Ada rasa kepuasaan tersendiri, lanjut Irna, di saat bisa memberikan pertunjukan kepada orang banyak dan melestarikan seni tari dan musik tradisi.
“Melihat anak anak latihan bersama, tertawa bersama itu merupakan hal yang membuat saya merasa bahagia,” ujar Irna kepada wartawan Ragamberita.id saat ditemui di kediamannya, Kamis (2/12/2021)
Untuk saat ini sendiri, lanjut dia, ada sekitar 20 anak, 30 dewasa dan ditambah para pemusik yang aktif ikut latihan dan berkegiatan di sanggar yang biasanya latihan rutin digelar di GOR Tabalong.
“Semasa pandemi ini kita hampir me diadakan semua kegiatan, kami sanggat berharap pandemi cepat berlalu, agar latihan rutin bisa kami lakukan kembali. Dan tentunya kami juga rindu bertemu dan bersua untuk melestarikan budaya kita bersama,” harapnya.
Untuk diketahui, Sanggar yang berdiri sejak tahun 2010 ini sudah banyak menghasilkan muda mudi berprestasi di bidang tari atau musik tradisional yang dibalut dengan kreasi dan modern, hal itu bertujuan agar peminat seni semakin banyak.
Bukanya hanya prestasi tingkat daerah, namun penghargaan di tingkat Provinsi bahkan Nasional pun juga sudah pernah diraih.
Sanggar Seni Suluh Banua adalah sanggar yang bisa di bilang ikonik di Bumi Sarabakawa jika ditilik dari nama, dimana nama suluh yang artinya obor atau penerang juga merupakan ikon kota Tanjung yang berada di bundaran jalan trans kalimantan. (Amin)